Mahasiswa IPA Tetap Berkreatif Praktikum Mandiri di Tengah Pendemi
Jember (1/12), semester ganjil 2020-2021 merupakan semester kedua bagi mahasiswa Program Studi Tadris IPA dalam menjalankan kuliah secara daring di masa pandemi Covid-19. Bukan hanya pembelajaran teori yang dilaksanakan secara online, tetapi kegiatan praktikum juga dilaksanakan secara mandiri di rumah masing-masing mahasiswa dengan panduan dari dosen pengampu mata kuliah. Kegiatan praktikum ada yang bersifat individu dan kelompok. Salah satu kendala ketika praktikum secara virtual bagi mahasiswa adalah : 1) alat dan bahan; 2) langkah kerja; 3) kurang koordinasi baik sesama mahasiswa dan pada dosen; dan 4) membutuhkan kuota internet.
Keterbatasan alat dan bahan yang dibutuhkan mahasiswa, seperti tabung reaksi, slinki, cermin cembung, cermin cekung, dsb yang mengharuskan mahasiswa membeli alat-alat tersebut. Nah, jika praktikum dilaksanakan secara mandiri tentunya membutuhkan biaya yang banyak untuk membeli alat-alat tersebut. Akan tetapi, kendala ini disiasati dengan membuat atau menggunakan alat bahan praktikum sederhana. Misalnya, praktikum tentang analisis boraks dan formalin pada bahan makanan menggunakan bahan alami mereka membutuhkan tabung reaksi untuk melihat hasil reaksinya, tetapi mereka menggunakan gelas bening sebagai pengganti tabung reaksi. Kendala selanjutnya yaitu mengenai langkah kerja dalam kegiatan praktikum. Pada mata kuliah berpraktikum, dosen telah menyediakan modul petunjuk praktikum. Namun, karena kondisi pandemi maka kesalahan yang terkadang beberapa kesalahan dilakukan oleh praktikan karena tanpa adanya bimbingan dan arahan langsung baik dari dosen serta asisten praktikum. Hal ini juga karena kurang koordinasi antara sesama mahasiswa dalam satu kelompok ataupun dengan dosen pengampu. Kendala yang terakhir yaitu membutuhkan kuota yang cukup banyak ketika mempublishkan ke google drive dan channel YouTube.
Namun, semua keterbatasan dan kendala yang dialami oleh mahasiswa menjadikan tantangan tersediri bagi mahasiswa Tadris IPA. Hal ini tentu memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk bisa memanfaatkan alat-alat yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan praktikum, meningkatkan kreatifitas dan daya pikir mahasiswa, dan menuntut mahasiswa untuk melek dan paham IT. (Rafii/Mala)