Tadris IPA Sukses Gelar Kegiatan Kuliah Tamu Review Kurikulum 2024
Pada hari Senin, 24 Juni 2024, Program Studi Tadris IPA mengadakan kegiatan kuliah tamu secara daring dengan tema "Rekonstruksi Kurikulum Tadris IPA Berbasis Integrasi Ilmu, Keislaman, dan Kearifan Lokal Menuju Lulusan yang Adaptif dan Berdaya Saing." Kegiatan ini menghadirkan narasumber Prof. Dr. Ida Kaniawati, M.Si., dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Koorprodi Tadris IPA, Dinar Maftukh Fajar, S.Pd., M.Si., serta Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Dalam sambutannya, Koorprodi Tadris IPA menyampaikan bahwa sejak berdirinya pada tahun 2015, Prodi Tadris IPA telah mengalami empat kali perubahan kurikulum. Setiap perubahan tersebut didorong oleh keinginan untuk terus melakukan perbaikan guna memastikan kurikulum yang relevan dan berkualitas.
Lebih lanjut, Koorprodi menekankan pentingnya melibatkan stakeholder pengguna lulusan, alumni, dan pakar dalam setiap review kurikulum. Beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para alumni yang telah mengisi formulir tracer study, memberikan masukan berharga untuk perbaikan kurikulum berdasarkan kebutuhan di dunia kerja. Mayoritas alumni Tadris IPA berkarier sebagai guru IPA di berbagai jenjang, termasuk SMP/MTs, SD/MI, serta SMA/MA/SMK, sehingga masukan mereka sangat berarti.
Sementara itu, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan menyampaikan bahwa Prodi Tadris IPA merupakan program studi unggulan di FTIK. Review kurikulum adalah langkah penting untuk mempertahankan keunggulan tersebut serta memastikan bahwa Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran (VMTS) program studi sejalan dengan nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal.
Narasumber, Prof. Dr. Ida Kaniawati, M.Si., menyampaikan beberapa poin penting terkait rekonstruksi kurikulum. Pertama, beliau menekankan perlunya mempertimbangkan bagaimana Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dituangkan dalam kurikulum, khususnya 6C (Critical thinking, Creativity, Collaboration, Communication, Compassion, dan Computational thinking) untuk Higher Order Thinking Skills (HOTS). Selain itu, beliau merekomendasikan agar mata kuliah wajib diberikan 4 SKS dan mata kuliah pilihan diberikan 3 SKS, karena 2 SKS dinilai kurang memenuhi untuk membekalkan keterampilan-keterampilan yang menunjang HOTS. Hal ini juga merupakan masukan dari asesor internasional saat Prodi IPA UPI mengajukan akreditasi internasional.
Prof. Dr. Ida Kaniawati juga menekankan pentingnya analisis kebutuhan sebagai dasar utama dalam pembentukan kurikulum baru yang sejalan dengan visi dan misi fakultas serta universitas. Kurikulum baru harus bersifat partisipatif, kolaboratif, dan berbasis Project-Based Learning (PjBL), sehingga mata kuliah dengan 2 SKS tidak cukup untuk memuat hal-hal tersebut. Mata kuliah berbasis case method, inkuiri, dan PjBL, serta metode lainnya, tidak mungkin dilakukan jika jumlah SKS kurang dari 3 SKS. Selain itu, integrasi keislaman dan kearifan lokal harus benar-benar dipikirkan dalam mata kuliah yang ada.
Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan kurikulum Prodi Tadris IPA dapat terus berkembang dan menghasilkan lulusan yang adaptif serta memiliki daya saing tinggi di dunia kerja. (RH dan DMF)